|
Foto: Oktavianus Bali Adonara |
Orang Muda Katolik yang berasal dari lima belas stasi yang tersebar di paroki Witihama selama sepekan mengikuti kegiatan Witihama Youth Day (WYD). Kegiatan yang dimulai sejak Rabu (3/7/2019) hingga Minggu (7/7/2019) ini berlangsung di stasi Lewopulo, Desa Lewopulo, Kecamatan Witihama.
Perarakan salib WYD dari Gereja Paroki Witihama menuju kapela Stasi Lewopulo menandai dimulainya kegiatan ini. Sebanyak lima ratusan peserta dan umat ikut serta dalam perarakan dengan perjalanan menanjak. Usai seremonial penjemputan di gerbang desa, rombongan disambut dengan tarian Hedung menuju lapangan sepak bola.
Kegiatan hari pertama dilanjutkan dengan misa pembukaan di lapangan Lewopulo. Dalam khotbahnya, Pastor Paroki Romo Amatus menyampaikan bahwa orang muda adalah batu penjuru yang mungkin sering diabaikan di masyarakat dengan stigma negatif.
"Pada momentum ini orang muda Witihama berkesempatan saling belajar dari keberbedaan antar teman dari stasi lain untuk memperkaya diri mengukir masa depan gereja dan lewo tana. Dari pinggiran Adonara, kita menjahit keberbedaan yang indah untuk Adonara, Flores Timur, NTT, Indonesia," seru Romo Amatus.
Pembukaan kegiatan secara resmi dilakukan oleh Camat Witihama, Laurensius Lebu Raya. Laurens dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan kaum muda ini. "Ini hal positif sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah menyelamatan orang muda dari perilaku negatif lainnya yang meresahkan masyarakat," ujar Laurens.
Event yang dihadiri 365 orang muda ini diisi dengan beragam kegiatan. Alhasil, desa pinggiran ini pun mendadak ramai dengan lomba fashion show dari barang bekas pakai, lomba masmur, kuis kitab suci, dan pentas budaya. Selain lomba, ada pula pemaparan materi sharing, diskusi dan talkshow dengan tema budaya, agama, dan literasi.
Rangkaian kegiatan ini berlangsung lancar dengan dukungan segenap elemen masyarakat. Remaja Masjid serta umat muslim setempat pun dilibatkan dalam kepanitiaan. Desa tuan rumah sendiri sebagian besar warganya adalah umat muslim. Namun suasana guyub dan gotong royong di desa dengan nama adat Lewopulo Kolibali ini tetap diwariskan hingga dewasa ini. (Teks: Eman Ola Masan Lamablawa, Amber Kebelen, Oktavianus Bali Adonara. Edit: Simpet)
|
Foto: Oktavianus Bali Adonara |
|
Foto: Oktavianus Bali Adonara |
|
Foto: Azam Putra Lewoked |
|
Foto: Azam Putra Lewoked |
|
Foto: Panitia |
|
Foto: Panitia |
|
Foto: Panitia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar